Sabtu, 24 November 2007 Yudhoyono-Akbar Unggul dari Mega-Din
Hal tersebut diperoleh dari hasil survei Lembaga Kajian dan Survey Nusantara (Laksnu) yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat (23/11). Hasil survei yang dilakukan pada 24 September-4 Oktober itu juga menyebutkan, responden masih menganggap Yudhoyono dan Megawati sebagai kandidat calon presiden paling kuat dengan dukungan masing- masing sekitar 30 persen.
Jika Yudhoyono-Tandjung dihadapkan dengan Megawati-Din, perbandingan perolehan suara keduanya adalah 33,7 persen banding 31,8 persen. Namun, jika Yudhoyono dipasangkan dengan Jimly Asshiddiqie dan Megawati tetap dengan Din, Yudhoyono- Asshiddiqie akan kalah dengan perolehan suara 29 persen banding 32,3 persen.
Antara Akbar dan Kalla
Menurut peneliti Laksnu, Andy Agung Prihatna, Yudhoyono dipasangkan dengan Akbar karena dinilai memiliki potensi lebih besar dibandingkan jika dipasangkan dengan Jusuf Kalla, seperti pada Pemilu 2004. Selama ini kerja sama SBY-JK banyak diwarnai rumor tidak menyenangkan. Karena itu, kemungkinan SBY tidak akan berpasangan dengan Kalla kembali karena dianggap lebih merepotkan.
Prihatna menambahkan, Akbar dipilih sebagai politisi senior Partai Golkar karena Golkar di mata Yudhoyono tetap dianggap penting. Adapun Megawati-Din dipasangkan karena pasangan ini ramai diwacanakan publik dan sebagai upaya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendekati umat Islam.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies, Indra J Piliang, mengatakan, potensi kemenangan pasangan Mega-Din kecil karena Din bukanlah tokoh populer di mata publik. Din juga lebih banyak bergerak dalam tataran wacana dan kurang mengakar ke masyarakat. (MZW)
Kompas | 24 November 2007
Sumber : http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=8923&c_id=6¶m=vMBaxpSvaHI5BRiHBSIj